Selasa, 08 Desember 2009

Nyarang. Melawan takdir?

Di luar rumah petir mulai menyambar. Penyakit, dari satu-satunya perusahaan listrik satu-satunya di Indonesia, kali ini kambuh. Mati lampu. sebenarnya sih tidak hanya lampu yang mati tetapi benda lain yang menggunakan tenaga listrik pun mati. Mungkin lebih tepat disebut mati listrik atau matinya kepercayaan terhadap perusahaan listrik itu. Sebenarnya ada hal lain yang ingin saya bicarakan mengenai kekurangan perusahaan listrik itu tetapi saya takut karena bila nanti saya harus membayar ganti rugi pada perusahaan itu, semua koin sudah habis disumbangkan untuk Prita Mulyasari. Cukup.
Tetapi cahaya layar laptop sangat menyengat. Mungkin ketidakseimbangan cahaya di kamar saya ini. Cuaca di luar mulai mendung karena sepertinya akan hujan. Tetapi hanya kegelapan dan udara panas karena menurut kakak saya ada tetangga yang sedang merenovasi rumah dan katanya dia nyarang. Nyarang adalah ritual dengan tujuan untuk memindahkan hujan. Jadi, hujan yang akan datang, ke daerah orang yang nyarang, akan berpindah ke tempat lain yang tadinya tidak akan hujan. Seperti merubah rencana Tuhan.
Jadi teringat ketika saya SMA. Pada saat itu akan diadakan bazar tahunan dan saat itu sedang musim hujan. Salah seorang teman saya bertanya pada panitia bazar: “gimana kalo ntar pas bazar hujan?” dan si panitia itu pun dengan santai menjawab: “tenang aja kan pake pawang hujan”. Jadi di SMA saya itu ada suatu ekstrakulikuler yang gosipnya bisa memindahkan awan sehingga bisa memindahkan hujan ke tempat lain dan pada saat bazar ekskul itu mempunyai jobdesk untuk membuat bazar sukses dengan cara, pada saat bazar berlangsung, jangan sampai turun hujan karena bila hujan turun, bazar itu bisa dicap gagal. Ketika saya datang ke bazar ada seorang bapak yang bertampang lebih seperti dukun. Ternyata itu adalah seorang pawang hujan yang membantu anggota ekskul itu memindahkan hujan.
Kini banyak musisi internasional yang mengadakan konser di Indonesia. Konser itu tidak selalu di dalam ruangan tetapi bisa juga out door. Mungkin para organizer yang akan mengadakan konser outdoor perlu menyewa pawang hujan agar acaranya tidak terguyur hujan. Mungkin juga bisa menjadi salah satu hal untuk dipromosikan misalnya dengan kata-kata: “pada saat acara ini berlangsung tidak akan turun hujan karena hujan dipindahkan ke tempat lain”. Jadi, para party goer tidak usah membawa payung tidak usah mempermasalahkan ungkapan “sedia payung sebelum hujan”.
Tetapi kenapa ya, katanya tidak ingin acaranya terguyur hujan, tetapi pada saat acara berlangsung ada air yang yang sengaja disemprotkan pada penonton. Apa bedanya dengan hujan?. Kalau begitu, tidak usah menyewa pawang hujan dong?. Oke lah kalo begitu..

Tidak ada komentar: